Sabtu, 05 Juli 2014

Intermezzo

Orang tuh memang beda-beda. Ada yang seneng langsung diomongin kalau ada masalah, ada juga yang lebih milih diam. Diam disini bisa dengan ngomong di belakang atau lewat orang lain, bisa juga dengan lewat tulisan. Ya kaya aku, perasaan akan lebih enak buat diungkapkan dengan cara blogging, update status, soalnya aku merasa lebih bebas berekspresi lewat tulisan. Soalnya memang kalau di dunia nyata aku termasuk orang yang ga suka banyak omong.

Tapi mungkin pandangan orang emang beda kali ya. Soalnya tiap kali aku mengungkapkan perasaan lewat blog atau status, orang-orang suka bilang "apa sih lebay deh dikit dikit update, dikit dikit curhat di blog". Haha coba deh kalian rasakan gimana rasanya jadi karakter orang kaya gini. Ya kalaupun disuruh ngomong juga ga akan bisa, yang bisa menyampaikan secara langsung tuh ya si jari-jari ini gitu loh. Emang kalian fikir tulisan-tulisan ini tuh sengaja dibuat dengan maksud cuman buat nyari perhatian aja gitu? Kalau yang aku rasain sih ya, ketika nulis tuh kaya yang terhipnotis gitu. Semua tuh terluapkan secara otomatis lewat tulisan ini. Setelah aku baca ulang semua tulisanku, aku juga jadi mikir "loh kok aku nulis kaya gini sih? Lebay banget lah" justru malah jadi malu sendiri gitu, kok aku kaya gini ya. Ya kalo kalian bilang kekanak-kanakan juga ya terserah. Yang pasti, coba deh rasain gimana rasanya jadi kita.

Sabtu, 15 Februari 2014

Fenomena berkerudung tapi enggak

Suka kurang faham sama anak-anak sekolahan jaman sekarang. Saya yang termasuk mantan anak sekolah ini suka ga habis fikir dengan fenomena-fenomena yg sebelumnya--di jaman saya--belum terjadi. Entahlah ini disebut suatu trend atau pembodohan.

Jadi, saya sering jumpa dengan anak sekolah yg kalau saya bilang, mereka labilnya melebihi kelabilan saya dalam menentukan apakah mau berpacaran atau tidak. Coba, apa yang kalian pikirkan ketika melihat seorang anak perempuan, memakai seragam sekolah plus kerudungnya tapi kerudungnya sebatas dibalutkan di kepala, tanpa diberi embel-embel peniti yang jadinya membuat leher dan rambut si anak ini kelihatan? Kurang labil gimana coba? Ya kalau sekiranya mau pake kerudung ya pake yang bener. Yang bener itu menutup kepala kecuali muka sampai dada kan? Ini kenyataannya gimana? Aurat malah terumbar kemana-mana. Yasudah buat apa pakai kerudung? Buka saja sekalian. Ane suka kurang faham....hmmm

Kalo mau dibilang ini adalah sebuah "trend" ya bisa jadi, soalnya hampir di setiap sekolah saya menyaksikan hal seperti ini. Haduh cuman bisa ngelus dada. Seraya berkata "ni anak maunye ape"

Mungkin pola pikirnya kalo ikutan trend bisa bikin mereka gaul kali ya, tapi ya lihat-lihat juga dong trend yg mau diikuti tuh yang seperti apa. Trend salah kaprah macam gini aja kok ya diikutin. Mana dong stigma seorang remaja yg sudah bisa membedakan yg salah dan yang benar itu berada? Zaman memang sudah semakin berubah ya. Makannya saya yang dari zaman yg berbeda suka kurang faham sama mereka yg sekarang hidup di zaman sekarang. Haduh dek dek, kerudung tuh ya buat menutup aurat kamu, bukan cuman buat melindungi kepala supaya ga kepanasan. Cobalah jadi muslimah yang cerdas bukan muslimah yang mau-maunya dibodihi dengan embel-embel "gaul"

Berminat ke rupiah yg lebih besar

Kadang kalau denger cerita temen-temen anak teknik tentang prospek kerja mereka, jadi iri sendiri. Puluhan juta pulush-pulush rupiah bakal segera mereka kantongi. Asyiknya jadi "si kutu loncat", meskipun capek loncat sana loncat sini tapi dibarengi dengan hasil kantong tebal. Kerja di perusahaan-perusahaan bertittle luar negeri meskipun harus terisolasi dari hiruk pikuk dunia. Tapi dengan hasil yg didapat, kayanya terbayar semua. Kayanya, meskipun katanya memang harus tahan mental.

Banyak yang baru beberapa bulan kerja udah bisa beli mobil lah, inilah, itulah, pokoke yg mahal-mahal, haish, kalau dapet duit seabreg gitu sekali gajian kayanya aku langsung mau beli semua jenis kamera lomo, impian dari dulu haha.

Jadinya kan berpengaruh pada pendirian seorang anak tata niaga. Iming-iming gaji gede anak teknik bikin kita si anak akun jadi serasa salah masuk jurusan. "Kenapa ya ga masuk teknik aja waktu itu". Padahal basicnya udah pasti akuntansi, malah pengen lintas jurusan ke teknik. Habisnya, gaji berkurs dolar, jalan-jalan ke luar negeri, kesuksesan di depan mata, mana mungkin ga bikin iler kita netes tanpa henti.

Kalaupun waktu bisa diputar ke saat-saat pemilihan jurusan, daku sih pingin masuk jurusan informatika atau kalau tidak elektro. Sepertinya menjanjikan haha. Ya sapa tau kan daku bisa berpulush gede seperti para alumni yg sering diceritain temen-temen teknikku.

Tapi ya pepatah mainstream kan bilang nasi sudah menjadi bubur, ya jalani dan syukuri saja yang ada. Rezeki masing-masing ka sudah ada yang ngatur. Siapa tau si anak akun ini bisa jadi staff keuangan di front officenya schlumburger jerman kan? Atau di perusahaan minyak inggris yg ngasih gaji puluhan juta ke adeknya guru SMK ku yg katanya baru kerja 2 minggu, siapa yg tau kan? Aminnn.

Hayo aminin, mendoakan yg baik kan ya tak ada salahnya yo :D

Atau kalaupun tidak bergaji gede seperti cerita mereka, ya setidaknya dapat suami yg bergaji gede lah ya hihihi. Anak tata niaga sama anak teknik kan memang klop gitu ya. Saling melengkapi.

Yo siapa yang tau toh~

Aminkan saja~

Rabu, 27 November 2013

Bukan senang menulis tapi senang mengetik

Menulis, artian menulis disini bukan berarti menggunakan pensil atau pulpen, lebih tepatnya sih ngetik. Iya ngetik kan di atas keyboard, ya tapi sebut saja menulis lah, tapi tetep ga masuk akal ya, yaudahlah sebut saja blogging biar terlihat lebih keren.

Ga tau kenapa sih akhir-akhir ini aktivitas blogging jadi lumayan rutin lagi. Mungkin karena inspirasinya lagi ngalir dengan deras kali ya. Inspirasinya dateng dari pengalaman hidup kali ya. Pengalaman hidupnya menyakitkan kali ya. Soalnya outputnya bisa dibilang lebay beud. Iya ih lebay pisan, coba deh liat postingan ane sebelumnya, lebay ya. Bahasanya dari kalbu banget lah. Ya mau gimana lagi dong orang kenyataannya emang gitu. Sakit tau. Eh mulai lagi deh lebaynya. Astagfirullah.

Lucu sih kalau baca-baca lagi postingan zaman sebelum peradaban, zaman dimana pemikiran bahwa lebay itu haram, aseli rasanya gak percaya sama apa yang sudah seorang jaja lakukan. Entah setan apa yang waktu itu merasuki ane sampe-sampe ane bisa bikin postingan sealay itu. Postingan yang notabene curhatan ane ini, ane anggap ga akan ada yang gubris tapi ternyata bisa dengan mudah jadi topik hot seantero jagad. Syial. Kabar kalau ternyata postingan yang ane buat dibaca sama orang-orang yang masuk list orang-terlarang-untuk-baca-curhatan-ane ini benar-benar mengguncang syaraf dan pencernaan ane. Azeli, rasanya pengen cepet lenyap dari dunia ini (ampuni jaja ya allah, hamba hanya lebay sedikit)!! Privasi yang dibuat jadi umum ini malah jadi boomerang buat ane. Entahlah, ane udah ga mau bertatap muka, paamprok jonghok dengan mereka si orang-orang yang menjadikan curhatan si anak polos ini bahan ledekan. Mau ditaruh dimana muka si imut ini? Ya salah sendiri sih sebenernya, naruh alamat blog di bio twitter, ya iyalah bisa dengan mudah diakses sama orang-orang kepo. Kepo is care. Care is love. Tapi akhirnya jadi love is fuck. Ha ha ha.

Bodoh ya, postingan yang ane buat terlampau frontal. Ga ada nama yang disamarkan. Ada sih. Tapi kalau segitu mah jelas gak masuk kategori safe. Fiuhhh. Namanya juga curhatan tersurat. Ya sumbernya dari hati lah. Kalau sumbernya udah dari hati, ya si sepuluh jari-jari berbakat ini bakal berlenggang mesra menyetubuhi anak-anak keyboard tanpa tahu norma dan adat kefrontalan. Semuanya mengalir begitu saja. Seperti blogging di alam bawah sadar. Alam bawah sadar? Kok jadi kayak yang dihipnotis ya. Iya dihipnotis perasaan titik titik ha ha ha.

Yang sudah biarlah berlalu. Yang ketahuan biarlah ketahuan. Toh itu cuman guratan-guratan kesedihan di masa lalu. Kemana lagi coba tempatku bercerita selain lewat tulisan? Kalau sudah dikuasai perasaan, daya nalarku dalam hal menulis jadi rendah. Bukan rendah sih, cuman jadi sedikit berlebihan saja. Ya tapi tak apalah, dulu tidak sama dengan sekarang, kalaupun sama mungkin sekarang aku masih bahagia. Ha ha ha. Memangnya dulu bahagia ya? Iya bahagia. Tapi sesaat. Ups.

Tapi setidaknya pengunjung blogku ramai sekarang. Asik.
Iya sih ramai tapi sayang yang ane dapat malah belas kasihan. Kasihan ya kamu, ja. Tuh lihat, diriku sendiri aja mengasihi diri sendiri. Sedih ya. Ha ha ha.

Dilan

Bahagiaaaaa...
Entahlah tapi hari ini benar-benar membahagiakan.

Kamu mau tau kenapa? Aku tlah menemukan seseorang yang bisa membuatku lupa akan semua kesedihan yang ku dapat kemarin malam. Kayanya orang ini seorang dukun deh, oh bukan, aku baru ingat kalau dia itu seorang peramal. Tapi kupikir dia seorang penyihir, buktinya sekarang aku benar-benar terhipnotis dengan semua kehebatannya. Semua tingkah kekanak-kanakan namun romantisnya itu benar-benar bikin aku meleleh. Aku kasih tau ya, namanya dilan. Dilan si anak geng motor dan nakal inilah orang yang begitu ku kagumi sekarang ;)

Dilan yang memberikan coklat lewat pengantar koran, dilan yang mengantarkan tukang pijit saat sakit, dilan yang suka menelpon malam-malam, dilan yang begitu romantis dengan segala kesederhanannya.

Dilan, aku benar-benar jatuh cinta padamu. Aku sungguh bisa melupakan semua yang ada di bumi ini jika ku ingat tentangmu.

Dilan, kemarilah. Diamlah di sampingku. Jadilah milikku, dilan. Jadilah sosok yang nyata untukku, dilan.
Dilanku sayang.....

Ada obat yang lebih mujarap

Woohoooo selamat ja atas suatu pencapaian yang teramat luar biasa!
Kukatakan suatu pencapaian karena itu adalah sebuah ledekan. Aku adalah cerminanmu. Semua yang hidup di dalam dunia cermin serba terbalik. Aku yang hidup di dunia cermin adalah kebalikanmu. Kamu yang di dunia nyata jelas-jelas seorang yang baik maka aku di dunia cermin adalah seorang yang jahat.
Segala kesedihan yang kau dapat adalah kesenangan bagiku. Jika sekarang engkau sedang menangis maka akulah orang yang tertawa paling keras diantara mereka—para penghuni duniamu—yang juga bersuka ria atas segala kebodohan yang tak sengaja kau ciptakan.
Mungkin di awal kisah akulah orang yang paling berduka. Karena engkau disana sedang menemukan satu titik “kebahagiaan”. Iya, kebahagiaan. Yang kupikir kau pasti belum pernah temukan. Hari-hari penuh kasih sayang yang kau alami itu membuat dadaku sesak. Sungguh aku tak bisa terima dengan segala senyuman bahagia yang selalu engkau guratkan tiap pagi. Segala kenangan bahagiamu saat itu adalah yang terburuk bagiku. Saat itu. Aku bilang saat itu. Kenapa? Ini hanya sebuah tamparan untukmu. Aku sedang mencoba menyadarkanmu kembali. Menarikmu dari jeratan ilalang kenangan, memasukkanmu ke duniamu yang sesungguhnya. Sebuah kenyataan yang jelas-jelas sekarang telah berubah. Kenyataan yang berarti “sekarang” dan bukan “kemarin”. Cam kan! Aku sedang menyadarkanmu!
Siapa yang tahu akhir dari sebuah kisah yang tuhan goreskan. Siapa yang tahu pula jalan yang harus kita tempuh nanti, apakah akan mudah atau tidak. Aku yakin, di awal kisah kamu pasti menyangka bahwa jalan yang akan tempuh begitu mulus. Tapi sekarang kau tahu kenyataannya kan? Boleh kutanya bagaimana rasanya? Sakit ya? Hahahaha tolonglah jangan buat aku sakit perut karena terus tertawa. Kamu tahu betapa bahagianya aku sekarang? Sungguh kepedihanmu adalah sebuah angin segar dalam penatku.
Kan sudah kubilang dari awal. Suatu saat nanti, kau akan menemukan sebuah tangga kebahagiaan. Aku percaya kau bisa menaiki tangga itu. Tapi kau tak pernah tau kan apakah anak tangga itu ada yang rusak atau tidak. Kau malah bilang “tangga ini kuat. Aku bisa menuju puncak dengan tangga ini”. Tapi kenyataannya? Kau tak tau kan kalau ada salah satu anak tangga yang keropos? Dan sekarang bagaimana? Kau jatuh? Iya? Hahaha lawakanmu sungguhlah tak ada tandingannya, ja.

Sabtu, 10 Agustus 2013

Bonus plus plus

Siapa kalian?
Siap panitia PPKK 2013!!

Jawaban lantang serta serentak yang keluar dari mulut kami, yak kami panitia PPKK 2013. Suatu program pengenalan kehidupan kampus kepada para mahasiswa baru. Saat dengan bangganya kami berteriak, ga ada yang namanya si warna merah, si warna biru, si warna putih ataupun si warna abu-abu. Kami semua adalah sekelompok orang yang kombet nilai "gagal" tapi sebenarnya kami tahu dan kami sadar bahwa kami adalah suksesor PPKK 2013 POLBAN.

Warna putih yang bisa dibilang udah mendarah daging dalam jiwa ane ini, sebenernya hanya sebuah kesalah fahaman. Maksudnya, sejak awal ane punya niat buat ikut jadi panitia ospek, ga pernah terbesit sedikitpun dalam benak ane buat jadi tim medis. Justru medis adalah bagian dari PPKK yang paling ane tidak inginkan. Mengingat waktu itu tujuan ane ikut kepanitian cuman untuk mengejar eksistensi. Ya ane terlampau terobsesi untuk jadi salah satu bagian tim mentor. Mentor, orang yang langsung berinteraksi dengan mahasiswa baru, orang yang pertama kali diinget dan dikenal sama mahasiswa baru. Pokoknya yang paling ane harapkan dari menjadi panitia PPKK ini adalah, dikenal maba. Ya, keinginan yyang benar-benar menggerogoti kepala ane sebelum tujuan yang "real" yaitu menyukseskan PPKK 2013 benar-benar tertanam dalam jiwa kami.