Main Casts : yong jun hyun, kim yuri (oc)
Genre: romance, dll.
Soundtrack: enaknya sih Blue-nya Big bang :D
“Jadilah namjachingu-ku, jun
hyung-sunbae!” pinta yuri dengan lantang di hadapan seorang namja tampan yang
begitu ia kagumi. Kebetulan pelajaran tlah usai dan sekolah pun sudah sepi,
jadi meski ditolak pun tak akan membuat yuri terlalu merasa malu. Namun
tampaknya namja itu tidak merasa kaget sama sekali dengan pernyataan cinta
dadakan yuri, ia hanya menghela nafas kemudian berlalu meninggalkan yoeja yang
ternyata adik kelasnya. “mwo? Apa aku diterima, sunbae???” teriak yuri yang
butuh kejelasan. Namja itu tetap pergi membiarkan yuri diliputi rasa bingung.
“yuri-ah!!” panggil seorang
yoeja yang berlari ke arah yuri. “hh..hh.h..yuri-ah, apa aku terlambat
mencegahmu melakukan hal bodoh? Hhah..hh” ia menepuk pundak yuri diiringi
dengan nafasnya yang tersengal-sengal. Yuri hanya diam mematung memandangi
namja idamannya pergi tanpa sepatah katapun. ‘cara pertama memang selalu gagal,
ya sudah kuduga’ pikirnya dengan pasti, tangan ia kepalkan sebagai tanda ia
takkan menyerah untuk menyatakan cinta pada namja berwajah tampan itu. “kajja
minhae kita makan, penolakan ini membuatku kelaparan!” yuri menanggapinya
dengan polos. Biasanya kalau seseorang cintanya ditolak, minimal ia pasti akan
menangis, tapi beda halnya dengan yuri, ia menanggapinya dengan santai seperti
tak pernah terjadi apa-apa.
“yuri-ah..apa jun hyung-sunbae itu seorang psikopat?” “mwo? Kau
yang psikopat” DUK dengan sengaja yuri memukul kepala chingu-nya dengan sendok.
“aish! Aku kan hanya bertanya” minhae meringis kesakitan, dengan sedikit
tertawa meledek yuri mengelus-elus kepala minhae. “mian, minhae…hihi”.
Kim Yuri prov
Haha..jun hyung-sunbae seorang
psikopat? Pada awalnya aku juga merasa begitu, tapi setelah aku menjadi
penggemar rahasianya selama 2 tahun ini..aku rasa dia bukan namja yang seperti
itu. Aku ingat pertama kali melihatnya, waktu itu aku terlambat pulang sekolah
karena ada buku yang harus kucari dulu di perpustakaan. saat ku sedang menapaki
lorong-lorong perpustakaan dan kudapatkan buku yang kucari, tiba-tiba seorang
namja sudah berada di belakang ku. “tali sepatu” ada yang berbisik. Aku kaget
dan langsung membalikkan badan. Mataku berpapasan dengan matanya yang kosong.
Glek. Aku menelan ludah. “ikat tali sepatumu..” ia menunjuk ke arah sepatuku
yang memang talinya terlepas. “n..ne, sunbae” aku mengangguk dengan suara yang
terbata-bata dan langsung mengikat kedua
tali sepatuku. “gamsaham….” Baru saja aku mau mengucapkan terima kasih, ia
sudah tidak ada. Aku mencarinya tapi tak kutemukan. Sedikit menyeramkan.
Hari berikutnya, saat ku sedang
berjalan untuk pulang ke rumah, kulihat dia sedang berdiri di tepi jembatan
yang akan ku sebrangi. Aku baru sadar kalu ternyata kami tinggal di daerah yang
sama. Tadinya aku ingin menyapanya, tapi
aku terlalu takut. Baiklah, aku putuskan untuk tidak menyapa. Dan saat aku
berjalan melewatinya, tak sengaja mata kami kembali bertemu. Tapi kali ini
rasanya berbeda, aku tidak merasa takut, justru aku merasa ada sesuatu yang
berbeda saat itu dalam dirinya. Aku seperti terhipnotis sampai tak bisa
kulepaskan pandanganku darinya. Dan akibatnya, aku jatuh tersandung kakiku
sendiri-__- babo! Dia menjulurkan tangannya dan membantuku untuk bangun, dan
saat aku ingin berterima kasih, dia pergi meninggalkanku dengan rasa penasaran
yang begitu besar. Sejak saat itulah, aku menyukai jun hyung yang misterius.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Meskipun yuri belum menerima
kejelasan dari jun hyung, tapi ia tak
patah semangat. Ia bertekad akan terus memperjuangkan cintanya. Ia sudah
terlanjur jatuh cinta pada jun hyung, apapun akan ia lakukan agar jun hyung
bisa menjadi namjachingu-nya. Berbagai usaha tlah ia lakukan, mulai dari
mengirimi jun hyun surat cinta rahasia, makanan kesukaan jun hyun yang tak lupa
ia sisipi surat yang berisikan “jadikan aku yoejachingu-mu, oppa <3”, sampai
ia menyatakan kembali cintanya secara langsung berulang-ulang. Tapi tetap saja,
hasilnya nihil. Jun hyung tetap bersikap dingin dan membiarkan pernyataan cinta
yuri menggantung, tanpa ada jawaban “ya” atau “tidak”.
Kabar yuri yang terus
mengejar-ngejar jun hyung pun tiba-tiba beredar luas. Entah siapa yang bilang,
tapi sekarang seisi sekolah sudah tahu kalau ada adik kelas yang terus mengejar
cinta sunbaenya. Hingga akhirnya suatu hari..
“kajja, yuri-ah..aku sudahh
lapar..” “ne..ne..” bel tanda istirahat telah berbunyi, seperti biasanya kantin
dipenuhi para siswa yang kelaparan. “huft~ rencanaku kemarin gagal minhae-ah..”
keluh yuri sambil melahap makan siangnya. “wae? Sudah kuduga itu rencana
terburuk seantero jagad!” ejek minhae. “harusnya yang menerima surat itu jun
hyung, kenapa malah namja lain! Hoaaa..gawat!!!”.
Kecemasan yuri ternyata menjadi
kenyataan hari itu, seorang namja yang tak sengaja menemukan surat yuri untuk
jun hyung membacakan surat cinta itu dihadapan semua orang yang ada di kantin. “hey!!
Coba lihat apa yang kutemukan!! ‘aku takkan menyerah, sunbae…sampai kapankun
akan kuperjuangkan cintaku. Jadilah namjachingu-ku jun
hyung-sunbae……muamuamuah..hahaha’ teriaknya lantang dengan dibubuhi sedikit
ejekan. Serentak seisi kantin pun mentertawakan yuri yang menghentakkan
kepalanya ke meja. “tuhan….” Yuri hanya
merintih, ia mencoba menahan air matanya agar tak jatuh. Betapa malunya yuri
hari itu, ia tak bisa lagi menahan tangisnya untuk keluar. Seceria apapun ia, sesemangat
apapun ia, jika ia sudah depermalukan seperti ini pada akhirnya ia akan tumbang
juga. Yuri hanya bisa terdiam dalam tangisnya menerima segala ejekan dan cacian
dari teman-temannya.
***
Keadaan menjadi semakin
menyakitkan, ketika namja menyebalkan itu terus meledek jun hyung yang sedang
menikmati makanannya di pojok kantin. “owww jun hyung-oppa~~~ terimalah cintaku
oww owww” namja itu mengejek dengan muka memelas dan mengibas-ngibaskan surat
yuri.
BRAK
Jun hyung menggebrak meja, ia
mendorong namja itu dan langsung menghampiri yuri,ia genggam erat tangannya
seraya berkata dengan lantang “aku tidak pernah menolaknya, aku tlah menjadi
namjachingu-nya semenjak pertama kali ia menyatakan perasaannya!” mata yuri
melotot seketika karena kaget mendengar perkataan jun hyung. Ia tak sempat
berkata apa-apa karena jun hyung langsung menariknya pergi dari kerumunan orang
yang sekarang malah meneriaki mereka berdua. “wuuuu….lihat akhirnya anak itu
diterima hahahaha” “baru kali ini aku melihat jun berkata seromantis itu
haha!!” teriak seorang yoeja yang rupanya dia iri -___-.
Jun hyung membawa yuri ke
sebuah kelas kosong, ia mulai mengusap pipi yuri yang dibanjiri air mata. Terlihat
sekali raut wajah shock di wajah yuri, ia tak percaya dengan apa yang sedang ia
alami sekarang ini. Yuri menghentikan tangan jun hyung yang sedari tadi
mengusap pipinya, ditatapnya wajah namja yang begitu ia cintai. “oppa…aku tidak
butuh kebohongan. Kau tidak usah mempermalukan dirimu sendiri seperti ini” yuri
melepaskan tangan jun hyung dan segera meninggalkan jun hyung yang belum sempat
berkata apa-apa.
Segera ia raih tangan yuri yang
tak bisa lolos dengan semudah itu. “bukankah kau milikku? Kau yang memintaku
untuk menjadi namjachingu-mu, arra?”
perkataan jun hyung benar-benar membuat mata yuri terbelalak, sungguh
namja ini membuatnya semakin kebingungan. “ta..tapi.. a..aku.. tidak mengerti,
oppa. Bahkan kau tak pernah berkata apa-apa jika aku menyatakan perasaanku….”
Belum sempat yuri melanjutkan perkataannya, jun hung langsung mendekap tubuh
yuri dengan tangan kanannya. “kalau begitu jadilah yoejachingu-ku!” yuri hanya terdiam
dalam dekapan jun hyung.
“o..oppa?” tanyanya lirih. “aku
anggap itu iya”.
‘tak pernah kusangka, dibalik
dinginnya sikapmu aku bisa merasakan betapa hangatnya pelukanmu. Inikah jun
hyung yang sebenarnya’ yuri membatin. Ia
seakan tak mau melepaskan pelukan jun hyung.
***
“apakah ini mimpi, oppa?”
sebuah pertanyaan tanpa jawaban yang ia
ajukan pada namja yang sekarang menjadi miliknya itu, digandengnya erat tangan
jun hyung menyusuri jalanan yang mulai gelap karena waktu sudah menunjukan
pukul 5 lebih. Ini adalah moment yang sangat ia impikan, pulang sekolah bersama
dengan namja yang selama ini selalu ada dalam mimpinya. Jun hyung yang dingin
tetaplah jun hyun yang dingin, ia sedikit bicara dan jarang senyum, tapi yuri
tetap mencintainya dengan tulus karena ia yakin inilah cara jun hyung
mencintai.
“oppa, maukah kau pergi ke
taman bersamaku besok?” pinta yuri dengan senyuman manis yang menyembul di
wajah cantiknya.”ne” jawab jun hyung dengan mata terus memandangi jalan. Yuri
hanya tersenyum menanggapi sikap namjachingu-nya ini.
Tibalah saat yang dinantikan
yuri, kencan bersama jun hyung ! Betapa
senangnya ia hari ini, ia bisa menghabiskan waktu seharian dengan jun hyung. Ia
melihat arlojinya, rupanya ia datang 15 menit lebih awal. Tak lama kenudian terlihat
di ujung jalan sesosok pria dengan jaket hitam melambaikan tangannya. ‘itu jun
hyung’ hati yuri mulai dag dig dug. “apa aku terlambat?” “ani, oppa. Kau tepat
waktu” acungan jempol yuri berikan ditambah senyuman manisnya. Tergurat sedikit
senyuman lega di wajah jun hyung, ia merasakan ketenangan jika melihat yuri
tersenyum.
Seharian mereka habiskan waktu
berdua, pergi ke bioskop, jalan-jalan ke taman hiburan, yuri sangat bahagia
dengan apa yang ia alami sekarang ini.
Namun ada sesuatu yang mengganjal dalam
hatinya, sebuah pertanyaan yang ingin ia tanyakan semenjak jun hyung menjadi
miliknya. Ia memberanikan diri untuk menanyakannya sebelum terlambat. Mereka
duduk di kursi taman, yuri memberikan sepotong es krim yang baru saja ia beli
pada jun hyung. Sesaat yuri memperhatikan jun hyung yang sedang menggigit ujung
es krimnya, “apa aku jelek?” tanya jun hyung tanpa memalingkan pandangannya
pada yuri. “mwo?” wajah yuri langsung memerah karena malu, ternyata jun hyung menyadari
apa yang sedang yuri lakukan. Yuri menundukkan kepalanya dan langsung melahap
es krimnya.
Tak banyak obrolan yang keluar,
sebagian besar waktu dihabiskan dengan diam. “oppa..” ucapan yuri memecah
kesunyian. “ne, yuri-ah..” jawab jun hyung singkat. “emmm..apa oppa menjadi
namjachingu-ku karena kasihan?” tanyanya pelan dengan sedikit keraguan, ia tak
berani mengangkat kepalanya yang tertunduk. Sesaat jun hyung hanya diam. Ia beranjak
dari kursi dan balik bertanya “apa kau mencintaiku karena kasihan?” singkatnya,
jun hyung berlalu meninggalkan yuri.
Jun hyung prov
Mungkin terlihat jahat bagi
orang lain melihatku memperlakukan yuri sedingin ini. Memang pada awal ia
menyatakan perasaannya padaku, aku menganggapnya sebagai lelucon. Aku tak
percaya jika ada yoeja yang benar-benar mencintaiku, tapi kulihat usaha yang
begitu keras ia lakukan, aku mulai merasakan seuatu yang aneh. Hatiku yang
tadinya ku kunci rapat, tiba-tiba dapat ia buka dengan mudah. Perlahan-lahan
aku bisa merasakan hangatnya kasih sayang yang dengan tulus ia berikan padaku.
Sungguh bodoh jika ia menanyakan pertanyaan itu padaku, karena aku tak mungkin
menginginkannya menjadi yoejachingu-ku jika aku tak mencintainya. Aku dapat
merasakan besarnya rasa cinta itu saat aku memberanikan diri mendekap tubuhnya.
Hangat. Kuharap ia mengerti, bahwa beginilah caraku mencintai seseorang.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pertanyaan yang jun hyung
berikan tadi sore terus terbayang dalam benak yuri. Sampai-sampai yuri tak bisa
berfikir untuk mengerjakan tugas yang harus ia kumpulkan besok. “haaisshh!!!
Aku pusing, aku mau tidur saja!” ia tutup wajahnya dengan bantal besar dan
mulai memasuki alam mimpi.
Pagi yang mengejutkan bagi
yuri. Ia tak pernah menyangka jun hyung tlah berdiri di depan halaman rumahnya.
“yuri..cepatlah pergi.. jun hyung sudah menunggumu dari tadi!” panggil oema
yang memudarkan rasa herannya. “ne oema, aku segera turun”
“setega itukah kau membiarkan
namjachingumu menunggu lama?” kali ini jun hyung berbicara sambil menatap mata
yuri, tapi tetap dengan wajah yang sama, wajah yang dingin. Sesuatu yang aneh
dan membingungkan bagi yuri. Jun hyung mengangkat dagu yuri, menutup mulutnya
yang dari tadi terbuka. “kajja yuri-ah, bengong bukanlah hobimu kan?” jun hyung
menarik tangan yuri menyadarkan yuri dari kebingungannya. “ne” hanya kata itu yang
mampu yuri ucapkan.
Menyadari tangannya digandeng
jun hyung, yuri tersenyum begitu bahagia. Ia menyadari bahwa inilah arti dari
pertanyaan jun hyung waktu itu. Yuri mungkin tidak berhasil mengubah sifat jun
hyung menjadi seseorang yang lebih ceria, Ia mungkin tidak bisa membuat jun
hyung memancarkan senyumnya hanya untuk ia seorang, keinginan untuk mengetahui seberapa
tulus atau seberapa besar cinta jun hyung untuknya tak lagi ia pedulikan..karena
hanya dari tindakannya sajalah yuri bisa melihat seberapa besar cinta jun hyung
untuk dirinya. Jun hyung tidak mengasihani yuri, namun ia mengasihi yuri.
Dikecupnya pipi jun hyung
sebagai ungkapan terima kasih atas cinta yang tlah ia berikan. Jun hyung
terdiam sesaat. Semakin erat ia memegang tangan yuri dan semakin besar pula lah
rasa cintanya pada yoeja bernama yuri itu.
***
Karena ini masih boleh dibilang FF kaya amatiran, jadi kritik dan sarannya sangat dinanti (moga aja ada yang baca-____-) tolong tinggalkan jejak di komentar ya chingudeul^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar