Menulis, artian menulis disini bukan berarti menggunakan pensil atau pulpen, lebih tepatnya sih ngetik. Iya ngetik kan di atas keyboard, ya tapi sebut saja menulis lah, tapi tetep ga masuk akal ya, yaudahlah sebut saja blogging biar terlihat lebih keren.
Ga tau kenapa sih akhir-akhir ini aktivitas blogging jadi lumayan rutin lagi. Mungkin karena inspirasinya lagi ngalir dengan deras kali ya. Inspirasinya dateng dari pengalaman hidup kali ya. Pengalaman hidupnya menyakitkan kali ya. Soalnya outputnya bisa dibilang lebay beud. Iya ih lebay pisan, coba deh liat postingan ane sebelumnya, lebay ya. Bahasanya dari kalbu banget lah. Ya mau gimana lagi dong orang kenyataannya emang gitu. Sakit tau. Eh mulai lagi deh lebaynya. Astagfirullah.
Lucu sih kalau baca-baca lagi postingan zaman sebelum peradaban, zaman dimana pemikiran bahwa lebay itu haram, aseli rasanya gak percaya sama apa yang sudah seorang jaja lakukan. Entah setan apa yang waktu itu merasuki ane sampe-sampe ane bisa bikin postingan sealay itu. Postingan yang notabene curhatan ane ini, ane anggap ga akan ada yang gubris tapi ternyata bisa dengan mudah jadi topik hot seantero jagad. Syial. Kabar kalau ternyata postingan yang ane buat dibaca sama orang-orang yang masuk list orang-terlarang-untuk-baca-curhatan-ane ini benar-benar mengguncang syaraf dan pencernaan ane. Azeli, rasanya pengen cepet lenyap dari dunia ini (ampuni jaja ya allah, hamba hanya lebay sedikit)!! Privasi yang dibuat jadi umum ini malah jadi boomerang buat ane. Entahlah, ane udah ga mau bertatap muka, paamprok jonghok dengan mereka si orang-orang yang menjadikan curhatan si anak polos ini bahan ledekan. Mau ditaruh dimana muka si imut ini? Ya salah sendiri sih sebenernya, naruh alamat blog di bio twitter, ya iyalah bisa dengan mudah diakses sama orang-orang kepo. Kepo is care. Care is love. Tapi akhirnya jadi love is fuck. Ha ha ha.
Bodoh ya, postingan yang ane buat terlampau frontal. Ga ada nama yang disamarkan. Ada sih. Tapi kalau segitu mah jelas gak masuk kategori safe. Fiuhhh. Namanya juga curhatan tersurat. Ya sumbernya dari hati lah. Kalau sumbernya udah dari hati, ya si sepuluh jari-jari berbakat ini bakal berlenggang mesra menyetubuhi anak-anak keyboard tanpa tahu norma dan adat kefrontalan. Semuanya mengalir begitu saja. Seperti blogging di alam bawah sadar. Alam bawah sadar? Kok jadi kayak yang dihipnotis ya. Iya dihipnotis perasaan titik titik ha ha ha.
Yang sudah biarlah berlalu. Yang ketahuan biarlah ketahuan. Toh itu cuman guratan-guratan kesedihan di masa lalu. Kemana lagi coba tempatku bercerita selain lewat tulisan? Kalau sudah dikuasai perasaan, daya nalarku dalam hal menulis jadi rendah. Bukan rendah sih, cuman jadi sedikit berlebihan saja. Ya tapi tak apalah, dulu tidak sama dengan sekarang, kalaupun sama mungkin sekarang aku masih bahagia. Ha ha ha. Memangnya dulu bahagia ya? Iya bahagia. Tapi sesaat. Ups.
Tapi setidaknya pengunjung blogku ramai sekarang. Asik.
Iya sih ramai tapi sayang yang ane dapat malah belas kasihan. Kasihan ya kamu, ja. Tuh lihat, diriku sendiri aja mengasihi diri sendiri. Sedih ya. Ha ha ha.